Dongeng Joko Kendil

Dongeng Joko Kendil - Assalamu'alaikum semuanya , Pada info kali ini yang diberi judul Dongeng Joko Kendil,telah dibagikan di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai akhir. mudah-mudahan info ini dapat anda pahami dan bermanfaat bagi anda semuanya.

Judul : Dongeng Joko Kendil
Label : Dongeng Joko Kendil

Download Dongeng Joko Kendil

Dongeng Joko Kendil - Pada zaman dahulu, hidup seorang janda miskin yang mempunyai seorang anak laki-laki. Anak itu mempunyai bentuk tubuh yang menyerupai periuk kecil atau biasa disebut kendil oleh orang Jawa Tengah. Oleh sebab itu, anak tersebut dijuluki Joko Kendil. Meskipun demikian, ibu Joko Kendil tidak pernah menangisi nasibnya. Dia sangat mencintai anaknya dan apa saja yang diminta oleh Joko Kendil, jika memungkinkan, akan selalu dipenuhinya.

Ketika masih kecil, Joko Kendil tidak berbeda dengan anak-anak seusianya. Ia senang bersenda gurau dengan teman- temannya. Ia juga sering memanfaatkan bentuk tubuhnya guna memperoleh keuntungan. misalnya, jika di kampungnya ada kenduri, diam-diam ia menyelinap ke dapur dan berdiri di antara kendil-kendil makanan yang ada di sana. Akibatnya, tukang masak pun tertipu. mereka menyangka Joko Kendil ialah kendil makanan biasa. Dengan santainya, mereka memasukkan berbagai makanan enak ke dalam mulut Joko Kendil. Lalu, Joko membawa pulang semua makanan itu sebagai diberikan kepada ibunya.

“Joko Kendil, dari mana kaucuri makanan-makanan enak ini?” teriak ibunya.

“Joko tidak mencuri, Bu. Orang yang menggelar kenduri memberikannya kepada Joko. Tentu saja, Joko menerimanya. Bukankah kita butuh makanan, Bu?” jawab Joko Kendil. Joko menceritakan pengalamannya ketika dia duduk sejajar dengan kendil-kendil yang lain. Alhasil, ibunya tertawa mendengar tipu daya yang dilakukan Joko Kendil. Waktu terus berjalan dan Joko Kendil pun menjadi dewasa. Tetapi, bentuk tubuhnya tetap kerdil. Suatu hari, Joko Kendil meminta sesuatu kepada ibunya. Ia meminta supaya ibunya mau melamarkan seorang putri raja sebagai dijadikan istrinya.

Ibunya amat terkejut dan berkata,”Bagaimana ibu bisa melamar putri raja? Engkau anak orang miskin, lagipula bentuk tubuhmu menyebabkan orang lain tertawa. Apa engkau tidak malu menatap dirimu sendiri?”

“Jangan berkecil hati, Bu. Penuhi saja permintaan anakmu ini.” jawab Joko Kendil.

Dengan hati diliputi penuh keraguan,Joko Kendil dan ibunya pergi menghadap raja sebagai menyampaikan permohonan anaknya.

Raja memiliki tiga orang putri cantik. Setelah mendengar permohonan ibu Joko Kendil, di luar dugaan, raja tidak marah. Beliau meneruskan lamaran itu kepada ketiga putrinya.

Putri pertama menjawab,” Ayah, saya tidak sudi menikah dengan Joko Kendil yang miskin itu! Saya ingin diperistri raja yang kaya. “

Putri kedua menjawab,” Ayah, saya tidak sudi menikah dengan Joko Kendil yang buruk rupa. Saya hanya bersedia menjadi istri seorang pangeran. “
Putri bungsu menjawab,” Ayah, jika ayah tidak keberatan, dengan senang hati saya menerima lamaran Joko Kendil. Semoga ayah merestui kami berdua.”

mendengar jawaban si Bungsu, raja amat heran. Raja tidak mengerti apa yang mendorong putrinya menerima Joko Kendil. Akan tetapi, keputusan telah diambil dan raja tidak bisa mencegah lagi.

Sebagai seorang raja yang selalu menepati janji, beliau menyampaikan keputusan yang telah diambil oleh putrinya kepada ibu Joko Kendil. Pernikahan pun dilangsungkan dalam waktu singkat. menatap rupa Joko Kendil yang amat buruk itu, Dewi melati selalu diejek oleh kedua kakaknya. Hal ini terjadi setiap saat dan membuat hati putri bungsu itu sedih sekali. Tetapi, Dewi melati tetap sabar dan tabah.

Pada suatu hari, raja mengadakan pertandingan adu ketangkasan para panglimanya. Pertandingan dilakukan di lapangan terbuka di depan istana. Raja beserta ketiga putrinya turut menyaksikan pertandingan tersebut. Akan tetapi, Joko Kendil tidak terlihat di tribun penonton. Joko Kendil telah meminta izin kepada raja sebagai tetap tinggal di istana dengan alasan bahwa pada hari itu ia tidak enak badan. Dewi melati menyaksikan pertandingan tanpa Joko Kendil di sampingnya.

Pertandingan ketangkasan dimulai. Tepuk tangan penonton riuh rendah. Para panglima dan pangeran memperlihatkan kecakapan dan kepandaian masing-masing, ketrampilan menggunakan senjata, dan kemahiran berkuda. Di tengah pertandingan, perhatian semua penonton tertuju kepada seorang ksatria tampan, gagah, dan tangkas. Ia mengenakan pakaian yang gemerlapan bagai seorang pangeran. Raja dan kedua putrinya yang tertarik menduga-duga, siapa gerangan ksatria tersebut.

“melati, ksatria yang tampan itulah yang pantas menjadi suamimu atau suamiku. Bukan Joko Kendil yang buruk rupa…”ujar salah satu kakak Dewi melati.

Sebab tidak tahan mendengar cemoohan kakak- kakaknya, sambil menangis, Dewi melati segera meninggalkan arena pertandingan. Ia masuk ke dalam kamar tidurnya dengan penuh kesedihan. Dewi melati menatap sebuah kendil yang tergeletak di pojok kamar dalam keadaan kosong. Sebab tidak bisa menahan kekesalannya, Dewi melati membanting kendil itu dengan sekuat tenaga. Kendil itu pecah berkeping-keping di lantai diiringi isak tangis Dewi melati.

Setelah pertandingan usai, keadaan di luar menjadi sunyi kembali. Tiba-tiba terlihat seorang ksatria menyelinap masuk ke dalam kamar Dewi melati.

Ksatria itu mendekati Dewi melati. Ia mengangkat dagu Dewi melati. Tentu saja, Dewi melati sangat terkejut. Ia bangkit dan berlari meninggalkan kamarnya sebab dilihatnya ada orang asing di depannya padahal ia telah menjadi istri Joko Kendil. Ksatria asing itu segera mencegahnya dan menceritakan siapa ia sebenarnya. Ia menjelaskan bahwa dialah Joko Kendil yang jelek dan selama ini, ia terkena kutukan sehingga tubuhnya berubah menjadi seperti kendil. Dia bisa menjelma menjadi seorang ksatria kembali setelah ada seorang putri yang mau berkorban sebagai menikah dengannya. Tanpa pengorbanan Dewi melati, dia akan tetap menjadi Joko Kendil selamanya.

Perubahan ini membuat hati Dewi melati bahagia dan bangga. Sebaliknya, kejadian ini membuat kedua kakaknya amat iri kepadanya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Dongeng Joko Kendil"

Posting Komentar