Dongeng Timun Mas

Dongeng Timun Mas - Assalamu'alaikum semuanya , Pada info kali ini yang diberi judul Dongeng Timun Mas,telah dibagikan di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai akhir. mudah-mudahan info ini dapat anda pahami dan bermanfaat bagi anda semuanya.

Judul : Dongeng Timun Mas
Label : Dongeng Timun Mas

Download Dongeng Timun Mas

Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. mereka tinggal di  desa di dekat hutan. mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seorang anak pun.

Setiap hari mereka berdoa pada Yang maha Kuasa. mereka berdoa supaya segera diberi seorang anak. Suatu hari seorang raksasa melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu mendengar doa suami istri itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka biji mentimun.
"Tanamlah biji ini. Nanti kau akan menbisakan seorang anak perempuan," kata Raksasa. "Terima kasih, Raksasa," kata suami istri itu. "Tapi ada syaratnya. Pada usia 17 tahun anak itu harus kalian serahkan padaku," sahut Raksasa. Suami istri itu sangat menginginkan seorang anak. Sebab itu tanpa berpikir panjang mereka setuju.
Suami istri petani itu kemudian menanam biji-biji mentimun itu. Setiap hari mereka merawat tanaman yang mulai tumbuh itu dengan sebaik mungkin. Setelah berbulan- bulan kemudian tumbuhlah  mentimun berwarna keemasan.
Buah mentimun itu semakin lama semakin besar dan berat. Ketika buah itu masak, mereka memetiknya. Dengan hati-hati mereka memotong buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di dalam buah itu mereka menemukan bayi perempuan yang sangat cantik. Suami istri itu sangat bahagia. mereka memberi nama bayi itu Timun mas.

Tahun demi tahun berlalu. Timun mas tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kedua orang tuanya sangat bangga padanya. Tapi mereka menjadi sangat takut sebab pada ulang tahun Timun mas yang ke-17, sang raksasa datang kembali. Raksasa  itu menangih janji sebagai mengambil Timun mas.
Petani itu mencoba tenang. "Tunggulah sebentar. Timun mas sedang bermain. Istriku akan memanggilnya," katanya. Petani itu segera menemui anaknya. "Anakkku, ambillah ini," katanya sambil menyerahkan  kantung kain. "Ini akan menolongmu melawan Raksasa. Sekarang larilah secepat mungkin," katanya. maka Timun mas pun segera  melarikan  diri.

Suami istri itu sedih atas kepergian Timun mas. Tapi mereka tidak rela kalau anaknya menjadi santapan Raksasa. Raksasa menunggu cukup lama. Ia menjadi tak sabar. Ia tahu, ia telah dibohongi suami istri itu. Lalu ia pun menghancurkan pondok petani itu. Lalu ia mengejar Timun mas ke hutan.
Raksasa segera berlari mengejar Timun mas. Raksasa semakin dekat. Timun mas segera mengambil segenggam  garam dari kantung kainnya. Lalu garam itu ditaburkan ke arah Raksasa. Tiba-tiba  laut yang luas pun terhampar. Raksasa terpaksa berenang dengan susah payah.
Timun mas berlari lagi. Tapi kemudian Raksasa hampir berhasil menyusulnya. Timun mas kembali mengambil benda ajaib dari kantungnya. Ia mengambil segenggam cabai. Cabai itu dilemparnya ke arah raksasa. Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap Raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sementara Timun mas berlari menyelamatkan diri.

Tapi Raksasa sungguh kuat. Ia lagi-lagi hampir menangkap Timun mas. maka Timun mas pun mengeluarkan benda ajaib ketiga. Ia menebarkan biji-biji mentimun ajaib. Seketika tumbuhlah kebun mentimun yang sangat luas. Raksasa sangat letih dan kelaparan. Ia pun makan mentimun- mentimun yang segar itu dengan lahap. Sebab terlalu banyak makan, Raksasa tertidur.
Timun mas kembali melarikan diri. Ia berlari sekuat tenaga. Tapi lama kelamaan tenaganya habis. Lebih celaka lagi sebab Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa lagi-lagi hampir menangkapnya. Timun mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya yang terakhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban.  danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya hampir menggapai Timun mas. Tapi danau lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa panik. Ia tak bisa bernapas, lalu tenggelam.
Timun mas lega. Ia telah selamat. Timun mas  pun  kembali ke rumah orang tuanya. Ayah dan Ibu Timun mas senang sekali menatap Timun mas selamat. mereka menyambutnya. "Terima Kasih, Tuhan. Kau telah menyelamatkan anakku," kata mereka gembira.
Sejak saat itu Timun mas bisa hidup tenang bersama orang tuanya. mereka bisa hidup bahagia tanpa ketakutan  lagi.
 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Dongeng Timun Mas"

Posting Komentar